Jumat, 18 Januari 2019

Please Jangan Nge-Gas Dong!

Pengendara motor berjenis kelamin wanita adalah hal yang sangat lumrah di kota Jakarta yang tercinta ini. Salah satunya adalah saya, yang baru saja beberapa bulan menjadi seorang queenrider alias kemana-mana nyetir motor sendiri. Aaakkk..
 
I can't imagine before bahwa saya akan mengendarai motor sendiri. Bukan karena takut, melainkan udah males duluan keleus karena tau sendiri kan macetoz delamoz everywhere. Seorang yang sedari brojol sudah di kota ini, tentu tak heran lagi dan hafal betul pada jam-jam berapa saja sudut jalan di Jakarta merayap dan yang terparah sampai lumpuh. 
 
Jaman dahulu kala sebelum negara api menyerang, saya kemana-mana naik kendaraan umum entah angkot, transjakarta, KRL atau beberapa tahun belakangan ini saya juga pengguna jasa ojek online. Terlebih, jarak dari singgasana ke tempat saya beraktifitas seperti bekerja atau kuliah tidaklah terlalu jauh, jadi tidak terlalu memakan banyak waktu apabila berpergian menggunakan jasa angkutan umum.
 
Namun, takdir berkata lain kawan. Setahun belakang ini saya pindah kerja dan hamdalah-nya fyi, saya sudah lulus kuliah. Yey.
Setelah melakukan perhitungan dari segi jarak, waktu, tenaga, uang dan pikiran serta hati, Ehem... Sungguhlah tersimpulkan bahwasanya berkendara sendiri jauh lebih efektif juga efisien.

Berbekal sedikit tabungan yang saya miliki, saya membeli motor matic second dari saudara saya sendiri. Saya pikir hanya untuk operasional jadi tidak perlu lah motornya harus necis cukup orangnya aja kan.😝
Sebagai info tambahan, lagipula parkir nya juga dijalan. Jadi, kalo motornya new dan masih mulus banget bisa was-was dan khezeul everyday karena digeret-geret orang maupun seringkali disampirin jemuran. Untuk perihal ini saya kesel sumpah, tapi ku bisa apa. 😣😅
Jadi, itulah pertimbangan saya mengapa saya tidak membeli motor baru selain budget yang pas-pasan juga.

Sebelum saya pakai untuk berpergian ke tempat kerja, saya sempatkan diri untuk belajar nyetir (lagi). Mohon dimaklumi, namanya juga gak pernah naik motor kemana-mana jadi awalnya harus dilancarkan lagi. Setelah 2 kali berkendara, saya memutuskan untuk pertama kalinya menyetir sampai tempat kerja dengan memboncengi adik saya supaya dia bawa pulang lagi motornya 😅

Gimana rasanya nyetir sendiri sepanjang jarak kurang lebih 14km?
Sumpah, pegel banget dan badan terasa kaku. Ditambah lagi saya berkendara dengan kecepatan rendah 20km-40km dan selalu ambil jalur kiri. Hahahaha...*silakan tertawa

Untuk hari-hari selanjutnya, saya beranikan mental saya untuk berkendara sendiri agar lebih luwes dan tau medan jalan seperti apa. "Naik motor itu yang penting itu sabar", ujar abangku yang waktu saya baru-baru naik motor ke tempat selalu nge-chat "Adikku yang manis, udah sampe blm?" Eaaa..

Beberapa orang terdekat bilang, sesungguhnya mengkhawatirkan jika seorang saya berkendara sendiri. Hmm..kenapa ya terdengar impossible seorang saya naik motor 😢
Bahkan beberapa temanpun berekspresi seperti ini "HAH, Septi naik motor?" Ya Allah, kok sounds horrible banget sih 😩
Jujur, ekspresi seperti itu buatku miris 😂
Seolah mereka tak mempercayai kemampuan saya. Tapi, mungkin maksudnya lebih kepada rasa khawatir karena seorang princess nan gemulai emang gak cocok naik motor, cocoknya naik delman kali ya 😅

Hamdalah, lewat sudah beberapa bulan berkendara menapaki sepanjang jalan-jalan Jakarta Pusat, Timur dan Selatan. Membelah jalan-jalan protokol yang kiri-kanan nya mall, yang macetnya nauzubillah kalo sore. Saya pun harus berpikir cari jalan lain jikalau lagi berangkat sore untuk dinas malem. 

Lantas selama naik motor, suka duka apa yang terjadi ?

Sukanya, kalo berangkat pagi sungguh nikmat Tuhan manalagikah yang engkau dustakan saat membelah jalan yang begitu lancar dengan angin yang amat sejuk dan udara yang belum terlalu polusi serta matahari yang menghangatkan jikalau mendung tak datang. 
Apalagi saat naik flyover yang begitu sepi, dan saya gas tipis-tipis. Coba bayangkanlah aku jadi Raisa yang di video clip lagu "Usai Disini" 😂
Besides that, naik motor itu hemat waktu dan hemat ongkos. Lumayan bisa buat nambah-nambahin budget sosialita kan sist.😚

Dukanya, kalo dinas malem di weekdays amatlah senewen sama jalanan. Berangkat macet, pulang apalagi. Huufth. 
Lalu, waktu pertama-tama rutin naik motor seperti gampang masuk angin. Pernah waktu jalanan sungguh macet membuncah dikarenakan ada promo beli bensin 20liter murah meriah dari salah satu Bank ternama. Saya sampai gak tahan karena terlalu lelah dan tidak fokus sampai akhirnya saya minggir untuk berisitrahat. Kemudian sampai di tujuan, langsung memuntahkan semua keenegan saat macet tadi, sampe dikerokin baru ilang eneg-nya 😭 Mungkin tubuh ini blm terlalu tangguh dan masih menyesuaikan kali ya. Belum lagi kalau hujan datang. Tapi seru sih, ujan-ujanan gitu karena kalo gak naik motor kan gak mungkin mandi ujan juga, kan? 😉

Terus ada kejadian lucu atau ngeselin gak sih selama naik motor?
 
Buanyak. 
Selama berkendara, barulah saya tau karakter orang-orang dijalan seperti apa. Ada yang sabar ada yang engga, ada yang selow ada yang nge-gas. 
Harus ku akui dengan berat hati, rata-rata yang gampang keselan itu cewek. 
Jadi, pernah beberapa kali saat macet, saya nyenggol spion atau bagian belakang motor. Reaksi antara pengendara motor laki-laki dan perempuan amatlah bertolak belakang. 
Kalo pengendara cowok yang disenggol, lebih cuek bahkan gak nengok sama sekali. Kalopun sampe nengok, saya sodorkan 5 jari (gesture minta maaf) rata-rata membalas dengan anggukan atau acungkan jempol.
Tapi, lain hal kalo pengendara cewek. Jadi waktu itu saya sedang melewati underpass, yang pada saat itu agak macet. Saya tidak gas sama sekali saat jalanan turun, seorang perempuan bertubuh gempal tepat berada didepan saya tiba-tiba terhenti. Sontak terjadi benturan berskala kecil antara ban motor saya dan knalpot. Orang tersebut langsung nengok kebelakang dan ngomel ditempat.
"Bisa liat gak sih?" 
Sesungguhnya ku ngeri kalo diladenin, karena badannya gedean dia sumpah😭
Saya memilih tidak membalas dan bilang "Maaf ya bu!" Mammam kan, saya panggil ibu biar berasa tua 😂
Itu salah satu pengalaman yang mengajarkan saya untuk lebih bisa sabar dan taat aturan saat dijalan. Sayapun juga sering kok disenggol orang lain tapi selama itu hanya tubrukan kecil dan tidak membuat saya goyah atau terjatuh saya memilih diam, lupakan dan maafkan. *bijak kan? 😳

Masih banyak hal yang harus saya poles dan pelajari lagi dalam berkendara maupun parkir. Saya harus lebih berhati-hati dan tetap fokus saat berkendara agar tidak terjadi hal yang tidak pernah diharapkan semua orang.

Jujur saja, saya itu belum mahir dalam parkir memarkir apalagi kalau motor saya terjebak ditengah-tengah. Udahlah langsung frustasi 😂
Plus, saya belum bisa melakukan 'standar dua' 😝 motornya berat cuy, males ngangkat2 😂
Untungnya punya tukang parkir pribadi jadi terbantulah hal remeh temeh seperti itu *menyepelekan 😅

Ohya, sebagai info tambahan saya sudah memiliki SIM dan belum lama saya melakukan perpanjangan pajak dan semua hal tersebut saya urus sendiri loh. *patut berbangga 😝
Dan ada satu hal yang paling membekas sampai saat ini, yaitu betis kanan saya sudah mendapatkan cap dari knalpot 😭😭😭

Sekian curhatan saya yang sudah cukup lama terpendam dan baru bisa saya ekspresikan lewat tulisan nan indah ini yang ku rangkai hanya untukmu~ 
Kiss and BhaBhayyy..muach muachh muachhh *ala bocah tengil diinstagram 😚